Selasa, 08 Juli 2014

Pangeranku



LAMUNANKU terhenti saat Diana menyapaku dari ujung lorong sekolah. Tepatnya di jalan menuju kantin sekolah, tiga bilik dari ruang kelasku.

Kakiku seakan tak mau meninggalkan bangku kayu di depan bilik kelasku ini. Aku memang terbiasa menghabiskan waktu istirahat di bangku berwarna coklat kehitaman ini, sambil membaca buku atau menatap semua yang lewat di lorong sekolah kecuali marmut. Aku tak suka marmut!

"Ayo Monmon.."
"Hemmm..."

Setelah menarik nafas aku mencoba merapikan tali sepatuku dan berjalan menyusuri lorong sekolah, sebelum Diana datang menyeretku.

Diana adalah sahabat dekatku dan dia tahu ada hal lain yang membuat kakiku seperti dipasung di bangku ini. Ya benar..lamunanku yang mahal. Aku masih menikmati bayang-bayang Euro World didalam benakku. Aroma tubuh Richard masih menempel di hidungku. Yah jelas.. Aku merindukannya. Pangeran berambut hitam dengan kulit putih yang mulus dan bola mata berwarna coklat muda yang berkilau. Pangeran dari Kerajaan Meares yaitu salah satu kerajaan terbesar di Euro World yang piawai bertarung dengan pedang.

"Monica.. Ayo ke kantin.. Yang lain sudah di sana.."
"Iya..Iya..Miss Marmut" jawabku mencoba menghentikan teriakan selanjutnya.

Apalagi teriakan Diana itu sudah membuat beberapa teman yang ada di lorong sekolah menatap aneh. Suara cemprengnya memang mengoda. Seperti ada nada dangdut dalam intonsi ajakannya itu.

"Jam istirahat sudah hampir selesai.. Ada murid baru di sekolah kita dan dia lagi di kantin,"
"Terus.. sudah lapor Pak RT ?"
"Monmon.. Sejak tengelam di pantai sepertinya kejiwaanmu terganggu.. Murid baru melapor ke Kepala Sekolah kan bukan Pak RT?"

Wajah Diana mengkerut. Aku menyambutnya dengan tertawa.

"Iya maksudku gak usah heboh begitu kan? Murid baru di sekolah ini kan hampir setiap bulan ada. Jadi, biasa ajalah Marmud cantik,"

Aku masih melanjutkan tertawa.

***

"Richard?"
Aku terdiam. Diana terus menarik-narik lengan kananku. Terasa sakit. Aku tidak bermimpi. Murid baru itu Richard.

"Tidak mungkin..." ucapku pelan. Masih menatap ke arah cowok yang sedang menikmati mie bakso dengan lahap.

"Tuh kan? Yang ini beda kan?" bisik Diana yang tanpa ku sadari telah menarikku duduk.

Vannesa, Mario, Michael dan Hendrik sudah duduk di posisinya masing-masing. Meja di kantin itu memang sudah menjadi milik kami tapi kali ini aku ingin duduk di meja dekat kasir tempat si murid itu duduk.

"Anak baru.. Sepatunya bermerek.. Katanya sih tadi pagi diantar mobil Mercy terbaru. Yah.. Wajarlah kalau kalian para wanita tergoda.." kata Mario sembari melirik pacarnya Vannesa yang juga sahabatku sejak Taman Kanak-kanak.

"Cintaku hanya untukmu beib.."

Ungkapan Vannesa itu disambut riuh tawa teman-temanku di situ.

Richard menatapku. Riuh tawa itu berhasil mencuri perhatiannya. Ia menatap ke arah meja kami. Ke arahku yang sedang menatapnya. Kami saling menatap entah berapa lama. 

“Akhirnya aku menemukanmu dan kali ini aku tak akan melepasmu.” Gumanku dalam hati.




Euro World II


"Aku akan menunggumu entah berapa lama."

Itulah yang diungkapkan Richard, saat aku tak sengaja mengutarakan kerinduanku untuk bertemu keduaorangtuaku.

Aku terdiam. 

Kepalaku masih menempel di dadanya, sehingga aku bisa mendengarkan bunyi detak jantungnya. Kami sedang tiduran di atas sebuah batu besar yang berada di bawah pohon rindang nanhijau,


Hampir dua jam kami menatap langit biru.  Richard tak pernah bergerak banyak, Hanya sesekali mengusap dahiku. Ia tak pernah menyentuh bagian tubuhku yang lain. Sesuatu yang tak mungkin dilewatkan pria manapun di duniaku ketika hanya berdua, di hutan dalam status resmi berpacaran.

Ia memang berbeda. Sopan dan setia.  Aku mencintainya.

"Sudah 306 hari aku meninggalkan rumah. Membayangkan perubahan yang terjadi di sekolahku dan di kotaku."

Perkataanku hanya disambut belaian lembut di dahiku lagi.

"Aku berharap mendapat cara kembali ke bumi. Hanya untuk meminta maaf dan berpamitan kepada keduaorangtuaku, kakakku dan sahabat-sahabatku."

"Iya sayangku Monica.. Kita akan menemukan cara untuk kembali. Aku rasa Bibi Victoria bisa membantu."

"Benar…" ucapku.

Kami duduk dan saling menatap. Telapak tangannya  tiba-tiba memegang lembut kedua pipiku. Spontan ku tutup mataku. Berharap bibirnya akan mendarat ringan di bibir mungilku.

Tapi tak ada ciuman. Ia menarik tanganku dan hanya dengan satu siulan kuda putihnya sudah datang menjemput kami.

***

Tak akan kukatakan ke mana aku pergi karena mereka akan menyebutku gila. Euro World adalah dunia baru yang tak ada dalam globe ataupun daftar pulau-pulau di bumi yang pernah ada namun hilang. Euro World adalah dunia dengan dimensi yang berbeda. Aku ke sini karena termakan pusaran air saat berenang di Pantai Green Peach. 

"Iya benar pusaran air."

Aku terjaga. Ku langkahkan kakiku setengah berlari menuju Ruang Perpustakaan di ujung kastil milik Victoria ini. Aku menumpang di sini dan 306 hari cukup bagiku untuk menghafal setiap posisi buku.  
Dan akupun menemukan jalan kembali ke bumi tapi aku akan kembali untuk menikah dengan kekasihku sepenuhnya menjadi warga Euro World.


 




Senin, 07 Juli 2014

BAB VIII: Perang Sama Kuat

PERANG terjadi antara pasukan meares dan pasukan Newmont. Perang berlangsung di Padang Efgrohood. Banyak prajurit yang meninggal. Banyak juga yang luka – luka. Perang ini sama kuat.
Melihat kondisi ini, jendral gaktin segera mengambil tindakan. Ia mengirimkan seorang pengawal terbaiknya untuk menyampaikan sepucuk surat. Surat itu bukan berisi perihal untuk mengalah atau mundur dari perang. Surat itu berisi tantangan. 

Jendral Gaktin tak ingin banyak lagi prajurit kedua belah pihak akan menjadi korban. Iapun memperhitungkan logistik mereka yang semakin menipis. “Siapa yang menang dalam pertarungan duel pedang, harus menerima kekalahan. Hanya manusia yang pengecut dan tidak bijak yang akan menolak ide baik ini.” Itulah sebait dari isi surat yang ditulis jenderal gaktin ditujukan kepada pimpinan pasukan Newmont kingdom.
“Jenderal gakin kehilangan 50 persen (25.000) pasukannya karena terjebak dalam strategi perang “gurun pemangsa” yang dipakai pasukan Newmont. Banyak prajurit yang dimakan gurun pasir. Sementara Richard tak bisa konsentrasi karena monica ternyata diculik pasukan Newmont. Nanum sebagai seorang pimpinan prajurit, Richard tak mau patah arang.
“biarkan saya yang bertarung…”kata Richard. Disudut utara padang pasir efgrohood, terdengar bunyi sangkakala pertanda aka nada pertarungan besar. Richard telah siap dengan baju zirah, 2 pedang andalannya dan tameng berwarna keemasan dengan lambing meares kingdom.
Baru saja akan keluar dari tenda miliknya, Richard dihadang bronly dan jenderal gaktin. “pasukan maupun pimpinan pasukan Newmont tak bisa dipercaya. Maka sebaiknya, jangan pangeran yang bertarung biarkan orang lain,”ujar jenderal gaktin. Richard hanya terdiam.
“kita hanya diminta mengirimkan utusan artinya tak ada keharusan pangeran yang harus bertarung, ujar jenderal gaktin. “saya akan mengantikanmu,”ujar bronly kepada Richard. Mereka pun menyusun strategi agar saat pertarungan Richard mengambil sejumlah pasukan khusus untuk menyelinap ke istana Newmont dan menyelamatkan monica.
“aku tahu kamu sangat mencintai monica. Makanya, sebagai saudaramu biarkan aku membantumu Richard,”ungkap bronly. Tiada satu katapun terucap dari bibir merah Richard. Perasaan dan pikirannya bergejolak. Pertarungan pun dimulai.
Dari kerajaan Newmont, pangeran harry yang mewakili. Harry menunggangi kuda hitam yang kekar nan gagah. Ia muncul dari tengah-tengah kerumunan pasukannya. Ia membawa sebilah pedang berkilau yang telah di angkatnya tinggi-tinggi ke langit hingga membuat haru sorak berapi-api dari pasukan yang dipimpinnya itu.
Bronly ternyata menggantikan Richard. Informasi itu entah dengan cara apa telah diketahui pasukan Newmont. Bahkan pangeran harry telah memerintahkan pasukan khususnya juga untuk mengamankan kerajaan dan membunuh pangeran Richard jika didapati menyusup ke sana.
Pertarungan di mulai, bronly yang juga ahli pedang tampak seimbang melalui pangeran harry. Hanya saja, harry menggunakan cara yang curang. Ketika pertarungan berlanjut tampa menunggangi kuda, harry melemparkan pasir ke mata bronly sehingga bronly kehilangan penglihatan (focus) serangannya. “sergh,”satu bentangan pedang tajam yang menghujam bronly sempat di tangkisnya. “hiath!!! Hiath!!!” dua puluhan pedang menghantam dengan keras membuat bronly terjatuh dan tergeletak.
Mata pedang pun ditusukkan ke tubuh bronly dan hanya terdengar serangan dari tanda nafas-nafas terakhir. Pasukan Newmont bersorak mereka menang dan pasukan meares harus segera balik kanan sesuai perjanjian. Sementara itu, pangeran Richard dengan mudah menyusup ke dalam istana, iapun curiga dengan kemudahan itu.

Monica disekap di sebuah kamar megah. Ia tidak ditempatkan dalam kamar tahanan karena rongkau (peramal/penasihat kerajaan Newmont) memperingatkan hal itu. Lagipula pangeran zefanya yang memimpin pasukan saat menculik monica tampak jatuh hati kepada monica. Begitupun pangeran harry yang terkenal kejam dan sulit mengagumi wanita ini.
Di kamar tempatnya disekap, monica hanya bisa termenung. Ia pun berdoa mohon agar nasibnya tak berakhir di negeri asing baginya ini. sinaya selalu berada disampingnya. Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka. “bawa gadis ini keluar (seraya menunjuk kearah sinaya),”teriak pangeran zefanya.
“apa yang akan kalian lakukan. Lepaskan dia! Bunuh saja aku,”teriak monica. “tenang gadis cantik, aku tak akan membunuhnya,” ujar zefanya sopan. Pintu kamar tertutup. Sinaya dibawa keluar kamar yang terletak di dalam istana Newmont itu. “aku hanya ingin memastikan kamu sehat,” kata zefanya.
“terima kasih, aku tak butuh perhatianmu!”sergah monica “baiklah! Aku akan pergi! “ucap zefanya. “tunggu” teriak monica membuat langkah zefanya diam. “mengapa kalian tidak membunuhku? Kalian malah memperhatikan aku. Kalau demikian, lepaskan saja aku,”bujuknya
“kita lihat saja, saat perang berakhir,”jawab zefanya “apa maksudmu?” “putra mahkota meares sudah terbunuh. Perang sudah kami menangkan, jadi…” “tidak mungkin!”potong monica. “tidak mungkin Richard mati!” mendengar ucapan ini, zefanya tertawa. Ia pun yakin Monica bukanlah gadis biasa karena kelihatannya ia dekat dengan Richard.
 “ maafkan aku tetapi itulah yang baru saja terjadi,” kata Zefanya seraya menatap tajam Monica  dan berlalu pergi dari kamar itu.
    Sinaya pun diijinkan masuk.
    “Monica…Oh putrid Monica, saya mendengar kabar buruk.” Kata sinaya.
    “ Sudahlah aku sudah tahu,” mata Monica berkaca-kaca. Saat itu senja telah tiba.
    “ Kita harus cari cara agar bisa melarikan diri,” kata Sinaya.
    “ Benar,” kata Monica.
    “ Aku akan pura-pura menemani pangeran Zefanya. Aku ingin menyanderanya agar kita dibiarkan pergi,” Monica
Sinaya “tetapi itu terlalu berbahaya” monica “tidak ada cara lain,” hal itupun dilakukan monica. Ia pun diijinkan pelayan menemui zefanya di bilik khusus pangeran bungsu itu. Di ruangan itu tidak ada zefanya, yang ada hanya 5 orang pasukan berbaju serba hitam. Monica dijebak.
“tahanan ini sudah tidak berguna. Ayo kita nikmati,”ujar seorang disitu. Disaat akan menerkam, monica menghindar. Beberapa dari mereka berhasil dijatuhkannya karena melawan satu persatu. Wajah bengis dan ganjen tampak dibalik profesi pimpinan pasukan Newmont ini.
“tidak!!!” teriak monica saat lengan bajunya terkoyak. Saat tubuhnya terjatuh, monica terperanjat/kaget. Di depannya berdiri sosok pria yang sedang di rindukannya yaitu Richard. Tampa banyak bicara, Richard menebas satu persatu dari ke 5 pria brengsek itu. Bilik itu aman, pasukan khusus Richard sekitar 7 orang, melihat kondisi tersebut.
Tampa berkata apa-apa,Richard langsung memapah monika dan memeluknya erat. Monica pun tak kuasa menahan rasa bahagianya bertemu Richard. Ia mencium bibir Richard, keduanya saling berciuman mesra. “aku mendengar kabar…”Tanya monica “cup…!!!”bisik Richard.
“aku akan selalu bertahan untuk hidup demi kamu yang aku cintai…sayangku…belahan jiwaku,”lanjut bisik Richard. “pangeran, ada yang datang !”kata seorang pasukannya. Ternyata zefanya yang baru saja kembali ke ruangannya. Pintu terbuka, zefanya hanya tampak tenang melihat ada penyusup.
“aku tahu kalian pasti datang. Tapi, perang sudah berakhir. Pergilah..bawalah gadis iu. Dia terlalu sempurna untuk dibunuh. Lagipula jiwanya sudah mati jika lebih lama ada disini,”ucap zefanya. Pedang yang akan menghujam zefanya terhenti. Richard member isyarat agar tidak bertarung melawan zefanya, sementara itu, zefanya terus menatap monica, gadis yang juga disukainya.
Genggaman Richard tak lagi lepas dari bahu monica. “mereka layak menerimanya,”ujar zefanya seraya menatap ke lima pasukannya yang sudah tewas. Ternyata rencana bejat untuk memerkosa monica, tampa sepengetahuan zefanya karena ia sedang menghadap ayahnya raja Fernando.
“sinaya…akhirnya kita selamat,”kata monica saat melihat sinaya datang dari belakang zefanya. “pergilah…”kata sinaya “kamu?” Tanya monica “rumahku disini,” ucapnya. Monica akhirnya mengerti bahwa sinaya bukanlah relawan dari pasukan pembawa makanan cadangan meares. Ia adalah mata-mata Newmont kingdom.
“maafkan aku, senang bisa menjadi sahabatmu,” kata sinaya. “monika…ayo kita harus pergi,”kata Richard. Tampa ada pertumpahan darah, Richard berhasil menyelamatkan monika. Merekapun kembali kepada pasukan meares yang tengah bersedih karena kekalahannya. Perang ini belum berakhir…”ungkap jenderal gaktin setelah bertemu dan member laporan kepada pangeran Richard.
“bronly sudah tewas, pasukan kita sudah kehabisan makanan cadangan. Sebaiknya kita mundur untuk mengatur kembali strategi,”kata gaktin. Pagi itu, pasukan meares segera bergegas kembali pulang. Sedangkan di istana Newmont tampak sorak-sorai dari prajurit dan masyarakatnya karena adanya kabar kemenangan.
Pangeran harry disambut sorak saat menyusuri jalanan kota Newmont pagi hari itu. Dalam perjalanan pulang, ada sejumlah beban yang dipikirkan Richard. Ia sadar telah mengecewakan ayahnya karena adanya kekalahan ini. “kamu sudah berusaha, sudahlah. Wajahmu jelek kalau bersedih,” kata monika kepada pangeran Richard.
Richard pun tersenyum “asalkan bersamamu, dibunuh ayahkupun aku rela,” bisik Richard. Kendati kalah. Perjalanan pulang ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi Richard. Sebab monika telah berhasil di selamatkannya.
“apa gunanya aku hidup dalam kejayaan dan kesuksesan tetapi kehilangan cintaku yang adalah kunci kehidupanku?” kata hari Richard yang membuatnya senyum sendiri sambil menatap monika yang sedang berada disampingnya.

***
Raja meares, kingjeremiah telah mendengar kabar kekalahan ini, ia hanya tersenyum. Begitupun saat pangeran Richard dan jenderal gaktin melaporkannya secara resmi. “Sudahlah…!!! Kalian istirahatlah dan begitu juga para pasukan,” kata king jeremiah biajk.
Suasana istana meares sunyi senyap. Tidak ada bunyi musik ataupun  sorak-sorai. Yang ada hanyalah ratap tangis keluarga pasukan yang tewas. Hal ini berlangsung selama beberapa hari. Pada hari itulah, monika tak mau menunggu lama ia segera pulang ke kastil Victoria bersama marthin yang menjemputnya sejak di medan perang.
 
Keesokkan harinya, Richard segera menyusul monika, lagipula Richard diminta ayahnya untuk menenangkan pikiran disana. Richardpun bisa berduaan dengan monika, Victoria, emma dan marthin sangat senang melihat hal itu. Kendati demikian, kedua muda mudi ini tak pernah berhenti berdebat tentang masalah kecil sekalipun
 
Selama beberapa hari, Richard menikmati harinya bersama monika namun terpancar wajah sedih karena pasukannya banyak yang jujur. Monika berusaha menghiburnya. “Ayo kita ke Lembah Patah Hati. Aku ingin membantumu memetik mawar,” ajak Monica.  “Ayo!!! Aku ingin melanjutkan ciumanku yang sempat terhenti dulu...” jawab Richard.
Monica hanya tersenyum dan mereka saling menatap lalu tertawa.

*THE END*

BAB VI : Menyerang Newmont Kingdom

KEESOKAN harinya  di Euro World… Berlaksa-laksa pasukan sedang bersiap siap untuk menyerang Newmont kingdom. Kerajaan utara tersebut tidak mengetahui akan adanya penyerangan ini. namun, ada seorang kurir diutus seorang pimpinan kerajaan yang berhianat pada hari itu, tiba di istana Newmont kingdom. Pasukan di istana inipun telah bersiap untuk menghadapi kurir ini. siapakah penghianat itu?

“Aku menghargai jasanya, uh Harry (20) anakku, Melky (19), Honderas(18) dan Zefanya (17). Kita pertahankan tanah milik kita. Usir para meares itu,“ teriak raja Fernando setelah mengetahui akan ada penyerangan dari Kerajaan Meares. 

Kurir itu kembali ke Meares. Hanry putra sulung dan putra mahkota kerajaan itu sangat tampan tetapi dikenal pengawalnya sebagai pemuda yang keja. Ia tak segan-segan membunuh siapapun yang melakukan hal kesalahan kecil terhadapnya.
“Melky adikku, kumpulkan pemimpin-pemimpin pasukan kita. Aku akan menerangkan taktik perang agar kita bukan hanya akan mengusir mereka tetapi kita juga akan meluluh lantahkan pasukan terbaik mereka,” ujarnya seraya memohon restu kepada raja Fernando yang sedang duduk di kursi tahtanya.
 
Akibat kegagalan musim panen selama 5 tahun berturut-turut, Newmont kingdom kehilangan banyak pasukannya. Kerajaan tak mampu mengobati mereka yang tiba-tiba terkena demam. Pasukannya tidak dibekali gizi yang cukup. Merekapun gengsi untuk meminjam dari meares kingdom karena tak mau hutang budi.
Kendati demikian, dalam keadaan terpojok, para pasukan Newmont kingdom terbakar amarahnya. Semangat untuk mempertahankan negerinya pun berkobar bagaikan auman naga sakti. “kita hanya punya 10.000 pasukan. Sedangkan meares kingdom akan menyerang dengan 5X10.000 pasukan terbaiknya. Tapi, jangan takut. Hadapi mereka,”ungkap harry kepada adik-adiknya melky, Honduras dan zefanya. Kakak, kita harus punya strategi itu sebelum matahari terbenam. Kabarnya meares kingdom akan tiba-tiba menyerang kita dua hari lagi tepat pukul 12 siang,”ungkap zefanya, si bungsu.
“pokoknya sebelum pasukan-pasukan berbaris menuju medan perang mereka sudah tahu strategi yang akan kita lakukan,”kata harry seraya pergi ke sebuah gua di bawah tanah istana untuk melihat kondisi terowongan kalau-kalau akan melarikan diri. Namun, ternyata ia keliru untuk mencari petunjuk kepada seorang peramal kerajaannya.
“rongkau dimana kamu? “teriak harry distiu “aku disini!” ungkap rongkau si pria tua yang selalu berpenampilan kocar-kacir ini. “aku butuh petunjuk darimu!”hemm…hemmm…”cobalah berpikir, jangan hanya mondar-mandir,” (terwawa terbahak-bahak) aku melihat hitam akan menyelimuti kerajaan ini, jika kamu membiarkan peperangan itu terjadi disini. Kamu harus menangkap penyusup yang tersesat. Dia akan menjadi penolongmu,”
“apa maksudmu…” “hanya dua saja yang perlu kamu lakukan. Pertama, sebelum matahari terbit besok seluruh pasukan terbaikmu sudah harus berada di lembah hitam. Jangan tunggu musuhmu masuk ke dalam istana. Kedua, aka nada seorang gadis yang tersesat. Jangan kamu apa-apakan dia. Karena dialah dewi kerajaanmu bahkan dewi penyelamat kelak,”ujar rongkau dan kemudian menghilang lenyap dalam kegelapan di terowongan bawah tanah itu.
Hanry sangat patuh pada ramalan rongkau yang juga punya ilmu sihir itu. Iapun segera mengatur strategi berdasarkan dua petunjuk kakek rongkau. “gadis ini kuncinya, dia memakai pakaian seperti warna gading gajah,” kata kakek rongkau

***
Sementara itu, di meares kingdom, Richard bersama bronly putra penasehat raja, juga kepala pasukan kerajaan jenderal gaktin siap untuk berangkat menuju istana kerajaan Newmont. Untuk tiba di Newmont kingdom mereka harus melalui lembah hitam. Lembah ini penuh bebatuan dan tanah gersang.
Lokasinya seperti sungai kering berubah menjadi jalan tikus raksasa. Banyak jalan bercabang dan hanya orang yang biasa melewatinya, atau punya peta yang bisa tahu jalan ini. perjalanan dari meares kingdom menuju lembah hitam sekitar satu hari (24 jam) dengan berkata begitu juga dari Newmont ke lembah hitam, dibutuhkan waktu yang sama. Tak heran orang-orang di euroworld menyebutkan sebagai perbatasan abadi dua kerajaan terbesar di euroworld ini.
Lokasi ini lebih dekat dari kastil Victoria. Hanya saja harus melalui terowongan bawah tanah yang hanya diketahui Victoria. Pasukan meares kingdom siap untuk berangkat. “Richard, sepertinya kamu sedang banyak beban?” Tanya bronly di tengah-tengah pasukan yang sedang mondar mandir untuk berpamitan dengan keluarganya sebelum berperang.
“aku punya masalah pribadi,”jawabnya “apakah karena gadis dengan gaun hijau yang hadir di pesta dansa musim panen kemarin? kata bronly. Richard tak menyangka bronly (kakak Brenda) telah mengetahui hal itu. Ia menjadi malu. “aku tak bermaksud menghianati adikmu Brenda…” “sudahlah…hanya aku yang melihatmu berdansa berdua dengannya malam itu. Lagipula aku tahu kamu hanya dijodohkan dengan adikku, “kata Dia. Hati Richard menjadi sangat tenang ketika ada bronly yang mengerti keadaan hatinya. “sebenarnya, aku ingin bertemu gadis itu, sebelum turun berperang. Aku takut tidak ada kesempatan lagi” kata Richard
“apa maksudmu?” bronly. “memang pasukan kita siap. Tetapi temboj dan anak panah bisa saja tiba-tiba menyambar aku. Apalagi aku ernah diramalkan akan mati muda…” Richard tampa sengaja jenderal gaktin menghampiri mereka. “seorang prajurit sebenarnya sudah mati ketika ia berpikir ia akan mati sebelum maju berperang.
“ungkapnya seraya memegang bahu Richard. Tambahnya : “tapi aku tak melihat takdir itu saat ini padamu” bronly maupun Richard terdiam. Angin sepoi-sepoi dari arah utara menyejukkan mereka yang tengah berdiri di atas istana melihat pasukannya yang tengah bersiap-siap. Setelah itu, Richard pun berseru pada pasukannya. “Ayo kita berangkat!!!”

***
Di kastil Victoria, monica sedang duduk menghadap kolam ikan. Ia melamun disitu. Kakinya di celupkan ke air lalu sesekali ia menegadahkan wajahnya ke langit. Ia menuju ke dapur untuk minum. Lalu, tampa sengaja ia mendengar pembicaraan emma dan marthin. “aku kasihan pada pangeran Richard. Terlalu banyak beban yang ditanggungnya. Mengurus ibunya yang sakit, menuruti ambisi ayahnya dan sekarang ia harus memimpin perang menyerang Newmont kingdom, “ungkap emma kepada marthin.
“parahnya lagi, Richard sudah tahu gosib tentang ramalan bahwa ia akan mati muda, sungguh malang nasib pangeran kita. Padahal ia pemuda yang sempurna,”ujar marthin seraya membersihkan busur panah miliknya. “aku yakin, ia sedang tidak konsentrasi karna memikirkan gadis yang dicintainya kini telah membencinya,”ujar emma.
“mungkin monica sudah puya kekasih di dunianya. Biarlah Richard menjalani nasibnya,”kata marthin “seandainya aku orangtuanya, aku tak akan mengijinkan putra mahkotaku pergi memimpin perang,” kata emma “kita berdoa saja ramalan itu salah!”kata marthin
Tiba-tiba, monica menyela pembicaraan mereka. “aku ingin bertemu Richard…bisakah kalian mengatakan padaku dimana aku bisa menemuinya?”ungkap monica membuat emma dan marthin terkejut. Semua terdiam. “marthin tolong antarkan aku!”seru monica. “tapi putrid…ia sudah berangkat. Soalnya pasukan harus tiba di setengah perjalanannya besok hari,”katanya.
Monica hanya terdiam. Ia kembali kekamarnya. “apa mungkin monica benar-benar mencintai Richard juga?”kata emma. “aku setuju” kata marthin sambil tersenyum. Hanya beberapa menit kemudian bunyi suara kuda terdengar dari arah kandang di sisi kastil itu. “ha yo…!! Ternyata monica telah menunggangi the white horse menuju ke arah kota meares.
“putrid monica…putrid monica…pangeran sudah ada dikota,” teriak emma dan marthin namun tak dihiraukan monica. Ia terus melaju, monica tiba di kota tepat di depan istana yang tadinya berjejeran pasukan kerajaan yang siiap berperang. Namun, hatinya sedih ketika melihat sudah tak ada lagi pasukan-pasukan itu. Yang ada hanyalah pasukan penjaga gerbang istana.
Ia pun sempat bertanya kepada beberapa orang disitu lalu meyakini apa yang diyakininya sebelum ksesitu. “aku terlambat,”katanya. Monica berjalan menyusuri jalanan kota sambil memegang tali kekang the white horse. Saat akan keluar gerbang istana, the white horse tiba-tiba membawanya ke arah yang bersebrangan dengan arah pulang ke kastil Victoria. “the white horse berhenti!”seru monica. Kuda putih itu pun berhenti tepat dibelakang dapur istana.
Monica mengintip dan berdiri kea rah beberapa orang disitu. “apa kamu sukarelawan untuk dapur perang?” ujar seorang wanita kepadanya. Monica terkejut. “jangan diam saja, ayo bantu mengangkat barang-barang ke kereta kuda,”tambah wanita ini.
Monica menuruti perkataanya. Apalagi setelah mengetahui akan ada pasukan terakhir yang mengawal bekal makanan perang untuk pasukan meares. “siapa namamu?”Tanya seorang gadis seusianya yang ternyata sukarelawan perang juga. “aku monica dari timur meares” “aku sinaya,pelayan kerajaan, aku sukarelawan,”oh…”kata monica sambil membantu merapikan gelas-gelas.”aku melihatmu membawa kuda putih yang cantik, sayangnya kamu tak boleh membawanya. “maksudmu?”
“iya…kita beberapa wanita hanya dipilih khusus dan akan naik di datu kereta kuda. Kita menyusul pasukan” “berarti sebentar lagi aku bisa bertemu Richard” “hush…hh..kamu jangan sembarangan menyebut nama pangeran. Dia memang tampan dan baik. Sayang, katanya Ia sudah tergila-gila pasa seorang wanita,”
“siapa wanita itu?” pancing Monica “dengar-dengar sepupunya sendiri. Padahal anak penasihat raja yang bernama Beatrix nan cantik itu juga tergila-gila pada pangeran. Ah…sungguh beruntung gadis yang dicintai pangeran itu,”katanya berbisik.
Monica hanya tersenyum mendengar kabar baik itu. “hey…kalian berdua, jangan banyak bicara. Ayo cepat. Kita akan berangkat,”seru seorang wanita dari arah seberang mereka “dia Bianca kepala koki dapur 2”kata sinaya “apa maksudmu dapur 2?” “iya…kita ini yang akan membawa cadangan bahan makanan. Jadi, saat perang berkepanjangan tampa diprediksi, maka kita tetap siap mengkondisikan pasukan meares. “katanya “sekarang kita akan berangkat kemana?” sinaya bingung mendegar pertanyaan monica.
“ah kamu, pura-pura tak tahu. Cari bahan pembicaraan lain saja,”sergah sinaya. Monica merasa ia akan dicurigai. Iapun berhenti bertanya lalu berniat ikut tim pembawa cadangan makanan ini. bagaimana dengan the white horse? Sebelum berangkat dengan kereta kuda, monica menulis secarik kertas berisi tentang apa yang dilakukannya lalu di titipkan pada punggung the white horse.
“kuda pintar kamu pulanglah ke rumah. Aku ingin mencari pangeran yang aku cintai,”bisiknya kepada the white horse dibalik belakang tembok dapur istana itu. Setelah diciuum monica, the white horse kembali ke kastil Victoria. Ia tiba dengan selamat, suratnya dibaca Victoria, emma dan marthin.
Sementara itu, monica bersama 50 wanita lainya dan puluhan koki laki-laki masing-masing di kereta kuda yang telah di tentukan berangkat menuju arena perang. Mereka dikawal 100 pasukan berkuda, monica hanya bisa berdoa dalam hatinya agar perjalanannya tidak sia-sia

***
Sementara itu, pangeran Richard bersama sekitar 10 ribu pasukannya sedang membuka tenda peristirahatan di padang efgrohood tak jauh sebelum lembah hitam. Hari sudah gelap Richard mencoba membaringkan tubuhnya sejenak. Lalu, ia terlelap sejenak dan bermimpi, ia sedang melihat monica datang kepadanya di lokasi perang bersama kereta pembawa makanan cadangan dengan memakai gaun putih gading yang pernah dipakai monica waktu pertama kali bertemu Richard. Ia melihat monica berlari ke arahnya dengan wajah panic. Saat monica tersenyum melihat Richard, tiba-tiba dibelakang monica pasukan Newmont telah membakar kereta kuda berisi cadangan makanan milik mereka.
Richard melihat, monica berteriak melihat api itu, lalu berbalik ke arah api itu. Saat akan mengambil sebuah apel yang jatuh ke tanah, monica ditangkap 2 pengawal berbaju zirah khas Newmont kingdom. Richard berteriak dan ingin melepaskan monica. Sayangnya, belum sampai menggapai tempat monica berdiri, ia sudah terjaga. Richard terbangun dari tidurnya dengan keringat ketakutan.
“aku mimpi buruk” kata Richard sambil bangun dari tidurnya. Richard pun bergabung dengan jenderal gaktin dan bronly yang sedang melihat peta menuju Newmont kingdom. “bronly, siapakah orangmu yang telah mengecek pasukan pembawa makanan cadangan?”bisik Richard kepada anak penasihat raja sekaligus anak walikota meares ini.
Kau tak usah pikirkan hal itu, lagipula sebentar lagi kurir itu akan tiba lebih dahulu. Ia akan membawakan kabarnya.”jawab kakak Brenda ini “ada apa Richard?”lanjut bronly melihat keanehan wajah Richard. “tidak, aku bermimpi aneh tentang pasukan cadangan makanan kita,” “oh…tenang saja Richard. Aku juga menyertakan 50 wanita tangguh agar menjaga stabilitas nutrisi makanan kita tetap segar,”ujar bronly sambil tertawa penuh makna.
“mengapa ada wanita?” “mereka bukan wanita biasa. Mereka bisa bertarung layaknya pria. Mereka orang-orang terpilih dari berbagai suku di meares. Nyonya Bianca pemimpin mereka. Ia sudah pernah membunuh 11 orang,”ujar bronly. “aku ingin tahu kabar para wanita-wanita itu,”kata Richard. Kemudian, jenderal gaktin memanggil mereka berdua di terangkannya bahwa sebenarnya ada 2 jalur untuk menuju istana Newmont. Hanya saja untuk jalur melalui desa oktah di perbatasan 2 kerajaan ini tidak akan efektif untuk jumlah pasukan meares yang mencapai puluhan ribu.
Apalagi desa oklan sangat patuh terhadap meares kingdom dibandingkan kepada Newmont kingdom yang adalah negaranya. Desa ini hanya memiliki sedikit penduduk dan walaupun demikian, Richard tidak mau mengorbankan wajah sipil dalam perang ini.
“tak mengapa, kita pakai jalur biasanya. Lewat lembah hitam. Lagipula, jangan sampai ada orang desa tahu tentang penyerangan kita ini. bisa bahaya (padahal sudah ada penghianat yang beri tahu kepada Newmont kingdom),”kata Richard.
Strategi untuk lewat di hutan dan lembah tak berpenghuni dimaksudkan agar tidak ada warga yang jadi korban. Kedua, tidak akan ada yang tahu tentang penyerangan ini. “oke, setelah sarapan besok pagi, kita akan berangkat melalui lembah hitam,”kata jenderal gaktin.
“ayo kita istirahat,”ajak bronly kepada mereka disitu. Jenderal gaktin, bronly dan Richard segera ke tenda penginapan masing-masing saat itu sudah menjelang subuh. Pada waktu yang sama monica dan tim bersama juga pasukan pembawa makanan cadangan sedang beristirahat di lokasi yang cukup dekat dengan padang efgrohood.
Bianca tetap memegang taktik perang meares, bahwa mereka sedapat mungkin menjaga jarak dari pasukan utama. Karena pembawa makanan cadangan sebenarnya disiapkan untuk menjadi bekal para prajurit yang sudah selesai bertempur. Ataupun dalam kondisi extrim, pembawa makanan akan segera ikut dalam berperang.
Alasan ini pula yang membuat Bianca memilih jalur yang berbeda dengan jalur pasukan utama. “saya dengar, kita akan segera bergabung dengan pasukan utama. Soalnya ada perubahan rencana berdasarkan petunjuk darurat dari penasihat raja jeremiah,”bisik sinaya kepada monica yang tengah bersandar untuk tidur disamping seutas kain tempat mereka tidur.
“kira-kira kapan akan bergabung,”Tanya monica “besok malam di hutan wangi yang terletak di ujung lembah hitam,”kamu senang kan?”goda sinaya. Walaupun belum kenal lama, tapi mereka berdua punya banyak kecocokkan. Monica pun  tertidur sejenak, ia sempat bermimpi bertemu Richard.
Sayangnya, saat akan meminta maaf ternyata ia dalam keadaan dirantai dan mulutnya tersumbat.mimpi buruk itu berakhir ketika Bianca mulai berteriak “banguun, kita lanjutkan pelajaran,”katanya. Tim ini pun mulai berjalan. Mereka melewati padang efgrohood. Richard dan puluhan ribu pasukannya sudah melanjutkan perjalanan. Hanya ada sisa-sisa api unggun yang ada disitu.
“kita akan bergabung dengan pasukan utama, kira-kira nanti sore. Saat ini, kita akan ikut jalur desa supaya cepat sampai di tempat tujuan. Target kita adalah hutan wangi,”ujar Bianca kepada rombongan. Untuk sampai ke lembah wangi, ada banyak jalur. Hanya saja terdapat 2 jalur yang paling efektif dan banyak dilalui orang yaitu melalui lembah hitam atau melalui desa oktan.
Tim pasukan pembawa makanan cadangan memilih jalur melalui desa oktan sedangkan Richard dan pasukannya sudah menelusuri jalan menuju hutan wangi melewati lembah hitam. Matahari hamper berada tepat di atas kepala monica bersama pasukan pembawa makanan cadangan sudah berada di desa oktan.
Saat tiba di desa itu, penduduk bersembunyi melihat mereka. “tidak biasanya seperti ini. penduduk desa ini biasanya tak takut dengan pasukan kata Bianca terdengar oleh monica yang berada bersama di kereta kuda itu. Pasukan ini pun memilih tetap melanjutkan perjalanan.
Tepat di ujung desa kea rah utara, sekitar 3 kilo dari setelah melewati desa oktan, pasukan ini terpaksa harus menghentikan langkahnya. Mereka diserang puluhan pasukan terlatih berpakaian serba hitam. Perkelahian pun terjadi, parahnya bahan makanan diobrak abrik pasukan yang ternyata utusan kerajaan Newmont ini.
Pertempuran terus berlangsung, Bianca merasa pasukan pengawal sudah mulai kewalahan, ia pun memerintahkan para wanita mundur dan menyelamatkan diri ke arah perbatasan. Pasukan dan para koki tercerai berai. Sebagian besar tewas hanya dalam waktu singkat.
Monica dan sinaya masih berada di sekitar lokasi pertempuran, mereka bersembunyi dibalik batu besar bersama 5 wanita lainya. Sementara pasukan berbaju hitam it uterus mengejar mereka. “kalau kita tertangkap kita pasti dibunuh,”kata sinaya.
“kita harus lari”lanjutnya. Monica hanya terdiam, nafasnya ngos-ngosan, ia shok. “apakah ini mimpi buruk?” kata hatinya. Di depan pandangan mereka, terlihat ada satu kereta kuda besar ditarik kuda-kuda perkasa sudah menjadi tawanan pasukan hitam Newmont ini.
“mengapa mereka tak membunuh semuanya?”Tanya sinaya. “tidak! Tidak!...”teriak 5 wanita yang tadinya bersembunyi di samping monica dan sinaya , mereka sempat melawan namun tertangkap. Belum sempat melarikan diri, monica tiba-tiba disumbat mulutnya oleh seorang pria berbadan kekar, monica melihat pedang bertuliskan huruf N besar digagangnya.
Monica pun merasa inilah ajalnya. Sinaya pun ditangkap seorang pria yang lain. Prajurit yang menangkap mereka tidak banyak bicara. Saat kereta kuda itu berhenti, monica dan sinaya bersama 5 wanita yang tertangkap itu dinaikkan ke kereta itu dengan tangan terlihat dan mulut tersumbat.
“hanya sepuluh wanita meares yang berhasil kita tangkap. Yang lainya telah melarikan diri, “kata seorang pasukan kepada pria berbadan tegap yang kini berkuda hitam. Sepertinya dia pemimpin pasukan khusus ini. “bunuh wanita selain yang memakai gaun berwarna gading gajah,”tukas pria ini sambil mengangkat pedangnya.
Sementara, para gadis itu dibantai dalam kereta, monica yang memakai gaun putih gading dilepaskan. Ia dihadapkan pada pemimpin pasukan diatas kuda hitam itu. Pria itu hanya diam dan terus menatap monica. Monica marah dan ingin melawan karena pembantaian itu benar-benar membuatnya sakit hati.
“hentikan!”teriak monica. Teriakkan itu membuat seorang pasukan hamper menghujamkan mata pedang ke jantung monica. Disaat monica pasrah untuk mati. “jlep..”sebuah pedang yang lain menghantam pedang yang menyerang monica. “jangan sakiti dia sedikitpun. Raja mencarinya,”ungkap pria diatas kuda hitam ini.
Merasa dirinya berharga, monica merampas sebuah pisau belati prajurit yang tadi menyerangnya. Ia meletakkan pisau itu di depan jantungnya. “jangan mendekat atau aku akan lebih baik mati,”ungkap monica yang membuat aksi pembantaian itu terhenti. “kamipun tak akan melepaskanmu,”kata pria itu
“apa maumu?”teriak monica kepadanya “ikut kami, atau temanmu mati”serunya seraya menarik sinaya, monica segera melepas belati itu dan memeluk temanya ini. sedangkan 8 wanita lainya telah dibunuh dan tergeletak di atas kereta kuda itu. “bawa kedua gadis ini. lalu kereta ini biarkan saja ada disini,”ungkap pimpinan mereka. Monica dan sinaya dinaikkan bersama pada seekor kuda kekar. Kuda itu berlari sangat kencang bersama pasukan-pasukan berbaju hitam itu. Entah kemana mereka dibawa.
Monica dan sinaya ditutup matanya sebagai syarat bahwa mereka diijinkan hidup. Mereka berkuda tampa istirahat. Hari sudah hamper malam. Richard dan pasukannya pun menerima kabar buruk ini, saat sedang beristirahat di hutan wangi.
“pangeran makanan cadangan kita dihancurkan,”kata Bianca yang ternyata berhasil lolos bersama sejumlah pasukan. Bianca ternyata lari mencari bantuan dan melaporkan kejadian ini kepada pasukan utama. Richard hanya terdiam, ia berpikir apa maksud mereka. “ini strategi mereka, kita harus waspada, au rasa mereka sudah tahu kita akan menyerang,”kata Richard.
“kita ubah strategi perang! Kumpulkan kepala pasukan!”teriak jenderal gaktin. Lalu, disaat jenderal gaktin dan bronly member perintah baru kepada seluruh pasukan, Richard kembali menemui Bianca yang telah terluka oleh pedang di bagian lengan lainya.
“Bianca, selain menghancurkan perbekalan kita apalagi yang mereka lakukan,” “mereka membunuh pasukan dan koki kita yang tertangkap,”kata Bianca. “ada penghianat di pasukan kita. Tak mungkin mereka (Newmont) tahu kita punya pasukan pembawa makanan cadangan,”kata Richard.
“oh iya, saya sempat mendengar dan melihat mereka mencari seorang gadis yang memakai pakaian putih gading. Entah apa yang mereka cari?”kata Bianca. Richard teringat mimpinya”tetapi tak mungkin,”pikirnya 
“Apakah diantara para wanita koki yang bersamamu ada gadis yang mereka cari?” kata Richard. Bianca mencoba mengingat-ingat. 
“Ada, gadis yang mengaku berasal dari timur kawasan kebun anggur.” 
“Bagaimana ciri-cirinya,” desak Richard.
 “Dia memang pendiam, temannya memanggil dia monica…yah Monica,” kata Bianca.
“Oh tidak, apakah dia masih hidup?”kata Richard sambil meremas lengan Bianca. “pangeran anda menyakiti saya,”teriak Bianca. Wajah Richard tampak panic, setelah mendengar cirri-ciri gadis berbaju putih gading yang diuraikan Bianca. Richard merasa yakin itu monmonnya.

“Tetapi mengapa monica bisa berada di pasukan itu?’pikir Richard. Pikirannya kalut. Wanita yang dicintainya apakah masih hidup? Mengapa pasukan Newmont mencarinya? Focus pikirannya terpotong saat marthin pengawal setia Victoria tiba di tempat itu. Dan menjelaskan apa yang telah dilakukan monica. Marthin pun merasa bersalah karena terlambat memberitahukan hal ini.
“dia datang untuk meminta maaf kepada anda pangeran. Sepertinya dia juga sangat mencintai anda,” ungkap marthin yang mengaku menyusul Richard melalui jalur lembah hitam. Hatinya bagai tertusuk panah cinta. Richard memilih untuk menyendiri sejenak di bawah pohon raksasa. Hatinya kalut, sedih dan binggung.
 
“Oh monica, aku yakin kamu masih hidup,” kata Richard pada dirinya sendiri. Pikirannya makin kalut saat mengetahui sepuluh ribu pasukan Newmont telah berada di depan mereka. Perang pun akan segera terjadi.

*bersambung


Bab V : Upacara Musim Panen

DI lapangan yang terletak di depan istana dan di tengah-tengah kota itu sudah terdapat berbagai hiasan dari berbagai macam buah-buahan di penjuru kerajaan meares. Lapangan ini nantinya akan dipenuhi rakyat jelata untuk menyaksikan dan mendengarkan titah Raja Meares.
Lapangan ini nantinya akan dipenuhi rakyat jelata untuk menyaksikan dan mendengarkan titah raja meares. Raja akan berbicara dari atas istana, lalu akan ada pengumuman-pengumuman bagi rakyat. 
 
Di halaman istana kerajaan para pelayan istana pun sedang sibuk menghias dan menata meja dan kursi yang akan digunakan para keluarga bangsawan dan pejabat kerajaan.

Akan ada pesta topeng khusus bagi kaum jetset di sini. Para muda mudi pun diperkenankan berbaur untuk mengenal satu dengan yang lain ataupun untuk mencari jodohnya diantara sesame keturunan bangsawan. 

Siang itu, di Kastil Victoria Meares, Monica sibuk memilih perhiasan untuk mempercantik dirinya. Ia tak sadar, Victoria sedang dirundung kesedihan.
 
“Monica…Aku ingin bicara denganmu,” kata Victoria sambil memberi isyarat kepada Emma agar membiarkan mereka berdua saja di dalam kamar Victoria itu. 
“Ada apa Victoria?” 
“Aku sudah menganggapmu putriku sendiri. Kamu pintar, pemberani dan cantik. Aku mohon kamu mengerti keadaanku?” “keadaan apa?” dahi monica mengkerut 
“setiap orang yang akan datang ke pesta ini harus memiliki pasangan. Sedangkan aku, hanya sendirian dan tidak ada yang bisa mendampingiku.
Lagipula, aku benar-benar ingin melihat dunia luar. Itu hanya akan mengingatkanku pada dunia luar. Itu hanya akan mengingatkanku pada orang yang kucintai yang mati sia-sia demi kerajaan ini,”ucapnya dengan wajah sedih. “lalu, apa yang harus aku lakukan?” “aku ingin kamu pergi ke pesta itu. Wakililah aku untuk menerima penghargaan raja. Aku sudah menghubungi Anthony.
Dia akan menjadi pasanganmu supaya kamu diijinkan masuk. Keluarga manstill memang dari keturunan suku inmer tetapi mereka adalah keturunan kepala suku yang disegani raja,”jelas Victoria “tetapi, aku hanya ingin bertemu pria bertopeng…”
“tolonglah, lagipula ada Richard disana, ia akan melindungimu, emma dan marthin juga akan mengantarmu kesana. Kamu harus naik kereta kuda, aku sudah meyurat kepada raja. Kamu akan diperkenalkan putrid Victoria meares yang bernama lady monica meares. Para bangsawan akan segan kepadamu,”kata Victoria.
Monica tak bisa menolak, terlalu banyak jasa Victoria kepadanya lagipula kalau ia tak kota meares, ia tidak bisa menutup rasa penasarannya untuk mengetahui identitas pria bertopeng itu sebenarnya. “aku akan melakukanya untukmu Victoria. Apapun yang kau mau,”ungkap monica sambil memeluk Victoria yang membuatnya teringat pada keluarga di dunia lain.

***
Sore pun tiba, matahari sudah mulai masuk ke peraduannya. Monica, emma, marthin dan Anthony sudah siap, monica tampil sangat cantik dengan gaun hijau tua biludru itu. Rambutnya diuat berbeda, lurus dibagian atas lalu ada gelombang di bagian bawah. Lehernya berhiaskan perhiasan berwarna putih mengkilap yang senada dengan anting dan gelangnya.
“selamat datang tuan putrid,” ucap Anthony sambil mencium tangan monica dan mempersilahkannya naik kereta kuda bersama emma dan dirinya. Marthin yang menjadi kusir dalam perjalanan, emma menjelaskan kepada monica hal-hal apa saja yang akan dihadapinya di istana.
Monica tak menghiraukan semua itu, ia hanya ingin berjumpa pujaan hatinya. “rugby, ayah, ibu, dan adikku sudah berangkat lebih dulu. Mereka hadir di pesta musim panen ala masyarakat umum,” ujar Anthony. “bukankah keluarga manstill bisa masuk ke acara kerajaan? “Tanya monica.
”rugby tak punya pasangan. Lagipula ia tak suka kaum bangsawan,”kata Anthony. “lalu, kamu?” “setelah menemanimu menerima hadiah aku akan pindah ke pesta rakyat. Banyak kaum bangsawan yang akan melakukanya, karena pesta musin semi ala rakyat lebih meriah, “kata Anthony. Monica hanya menggeleng-geleng.
“kamu jangan meninggalkan aku sebelum aku bertemu kekasih hatiku,”kata monica kepada Anthony “(kaget) oh baiklah. Siapakah gerangan pria beruntung itu?” “nanti akan ku perkenalkan padamu, wajah Anthony masam. Ternyata, ia sudah terlambat mengucapkan isi hatinya kepada monica. “iya,aku ingin menjadi sahabat kekasihmu juga,”kata Anthony.
Tiba di istana kerajaan, music berdentum keras. Keceriaan dan keramahan tampak dari wajah-wajah para bangsawan disitu. Tidak seperti yang dibayangkan monica sebelumnya layaknya bangsawan-bangsawan angkuh di kolosal movie yang ia sering tonton di dunianya.
Kecuali Beatrix, yang merasa iri dengan kecantikan dan keanggunan monica. “siapa dia? “bisik Beatrix kepada lorna pelayan setianya. “katanya sepupunya Richard, anak adiknya king jeremiah. Tapi, dengar-dengar anak angkat,” “anak pungut yang beruntung yah,”kata Beatrix sambil tertawa menghina.
Setiap langkah monica dan Anthony yang bergandengan itu membuat orang-orang disekeliling itu terpaksa. “cantik sekali gadis itu, pemuda itu pasti bangsawan inmer yang tinggal di timur,”tebak beberapa bangsawan disitu yang membuat monica dan Anthony saling menatap dan tersenyum bangga.
Monica, Anthony, emma, dan marthin yang berjalan dibelakang monica & Anthony mendapat kehormatan duduk dimeja khusus bertuliskan “the winner of the year” bunyi sangkakala tiba-tiba terdengar, tanda aka nada pengumuman dan pesta pun dimulai. King jeremiah dan queen Anastasia di damping pangeran Richard (putra walikota) dan putrid Miranda duduk di depan para undangan itu.
Setelah berbicara tentang keistimewaan meares kingdom, king jeremiah pun mengumumkan peraih penghargaan musim panen tahun ini. “pemenangnya adalah dari keluarga saya sendiri. Mohon maaf atas kemenangan ini, tetapi anggur terbaik yang pernah ada di kerajaan ini adalah hasil kerja dari adik perempuan saya bersama keluarga manstill dari suku inmer. Luar biasa dan saya harus mengakui pola penanaman  dan perawatan mereka. Bahkan ada buah anggur yang ukurannya raksasa sebagai buah terbaik yang bisa dipanen tahun ini, “ungkap king jeremiah diikuti tepuk tangan para hadirin.
Anggur raksasa yang dipanen dari kebun Victoria pun di pamerkan di depan raja. Raja mencicipinya lalu berkata : “luarbiasa rasa manis dan aroma anggur ini,”katanya. Pemandu pesta pun mengumumkan agar pemenang yang namanya disebutkan raja agar maju kedepan untuk menerima lencana dari raja.
“pemenangnya adalah pemilik kebun anggur di timur : Victoria meares. Dia adik saya, “kata raja membuat hadirin tertawa “tetapi akan diwakili anaknya lady monica meares,”kata raja berdasarkan tulisan yang dibacanya. Monica belum maj ke depan, “siapa lady monica. Mengapa bibimu tak pernah cerita, “bisik raja kepada Richard yang sepengetahuannya rutin mengunjungi bibinya.
“ayah terlalu banyak minum anggur hingga lupa, “kata Richard berbisik. Pemandu pesta memanggil kembali nama lady monica agar segera maju untuk menerima penghargaan raja. “monica, ambil penghargaan itu lalu ciumlah cincin raja dan kembali kesini, “kata emma.
Betapa terpukaunya raja melihat keanggunan dan kecantikan monica. Begitupun dengan Richard yang sedari tadi belum menyadari kehadiran monica. “gadis ini mirip ibumu sewaktu muda,”bisik raja kepada Richard yang sedang tersenyum kepada monmonnya. Setelah menerima hadiah itu, music kembali dikumandangkan. Pertanda pesta dimulali. Monica pun bermaksud kembali ke tempat duduknya. Sebelumnya, ia menyampaikan kepada raja dan ratu, salam dari Victoria. Raja tiba-tiba hilang dari pandangan monica. Padahal monica juga ingin menyampaikan salam dan permohonan maaf dari Victoria yang tak hadir di acara ini. ema dan marthin juga Anthony pun datang menjabat tangan raja, ratu, putrid. Yah kecuali Richard yang tiba-tiba hilang.
“siapa yang kamu cari? “bisik Anastasia melihat tingkah aneh monica “pangeran Richard, tadi dia disini lalu tiba-tiba menghilang padahal ada yang harus aku sampaikan, “kata monica ia memang sering begitu, ia tak begitu suka pesta. Aku akan ke dalam dan jika bertemu dengannya aku akan memintanya menemuimu sejenak, “kata Anastasia ibu Richard.
“maaf ratu, aku tidak akan lama disini karena aku masih ada urusan, “kata monica perkataan itu membuat Anastasia tersenyum dan merasa aneh. Gadis semuda ini sudah punya banyak urusan. “sampaikan salamku kepada Victoria jika kamu sudah pulang, “katanya. Pemandu acara meminta musik dihentikan sejenak. Para muda mudi diminta berdiri disisi kanan lokasi pesta itu.
Mereka diminta memahami topeng yang dibawa masing-masing sesuai undangannya. Lampu hanya dipasang remang-remang, di kerajaan ini ada budaya pesta topeng dansa tukar pasangan. Hal ini dimaksudkan agar mereka bukan hanya melihat sesamanya dari wajah melainkan dari cara bicara, gerakan tubuh dan cara berpikir seseorang.
Monica dan Anthony terpaksa ikut, padahal monica sudah tak tahan berada disitu. Pesta dimulai, monica terlempar dari satu pemuda ke pemuda yang lain, ia berkenalan dengan sekitar 5 nama. Semuanya menganggap dia keturunan bangsawan meares. Ia pun agak kewalahan karena tak lancar berdansa ala euroworld. Untunglah sempat diberi kursus singkat oleh emma sebelum berangkat kesini.
Sementara itu, Anthony tampak tak ganti-ganti pasangan. Rupanya, ia sedang tertarik pada Miranda adik pangeran Richard, monica hanya tersenyum melihat hal itu. Tiba-tiba pemuda yang sedang berdansa denganya melepas tangan monica. Tidak ada pemuda lain didepannya. Lalu, ia membalikkan tubuhnya bermaksud kembali duduk saja.
Betapa terkejutnya monica melihat pangeran bertopeng yang menolongnya sudah berada dekat dengan dirinya. Tepat dibelakangnya. Monica segera menghampirinya ia memakai kostum yang sama, hanya saja kali ini jubahnya sangat berkilau seperti jubah milik raja. Monica dan pemuda bertopeng ini saling menatap, lalu pemuda ini mengajak monica ke seberang taman yang agak sepi.
“kamu keturunan bangsawan juga?”Tanya monica. “bagiku semua manusia sama,”jawabnya. (wajah monica berubah, ia seperti pernah mendengar suara ini). namun, ia tak mempedulikannya. Pemuda ini mengajaknya berdansa disebuah pondok taman, bersama beberapa pasangan lainya. Saat, pasangan yang lain pergi, hanya tertinggal mereka berdua saja.
Monica sangat bahagia bisa memeluk dan dipeluk pria idamannya yang juga dewa penolongnya. Mereka saling berpelukan erat seraya menikmati dinginya angin malam yang menyatu dengan bunyi musik pesta itu. Hanya belasan menit saja, tiba-tiba…ada pembicaraan serius. “monica…aku ingin menyatakan sesuatu, tetapi aku harap kamu tidak marah kepadaku,”
“kenapa aku harus marah? “karena aku…”aku akan pergi berperang selama beberapa waku. Menyerang pasukan Newmont kingdom,” monica hanya bisa terdiam “perang? “kata monica. “iya perang, tapi akupun berharap ini adalah perang yang terakhir di euro world,”katanya.
“apakah kamu seorang prajurit kerajaan?”Tanya monica seraya tetap berdansa dibawah tubuh pemuda yang tinggi tegap ini. kepala monica terus menempel di dada dan dagu pemuda ini. mereka berciuman cukup lama, monica merasakan sama (seperti saat Richard mencium bibirnya) “aku pemimpin pasukannya karena aku putra raja” “bukankah putra raja adalah putra mahkota dan pangeran Richard?” pikir monica yang membuatnya melepaskan rangkulan ditubuh pemuda yang telah membuka topeng ternyata adalah orang yang sudah dikenalnya pangeran Richard.
Monica hanya bisa terdiam dan tersandar disudut pondok taman istana itu. “aku tak bermaksud membohongimu sejak pertama melihatmu entah mengapa aku tidak bisa melupakan wajah dan tingkahmu yang berbeda seperti gadis-gadis lalu disini. Aku…sangat tertarik padamu, ingin melindungimu dan aku sungguh mencintai…”
“cukup!!!” “mengapa kamu membohongiku” monica menangis, jengkel dan merasa kasihan terhadap dirinya sendiri. “aku tak boleh menangis,”bisik monica pada dirinya sendiri. Lalu, berlari mencari Anthony, emma dan marthin yang ternyata sedang mencari-carinya juga. “maafkan aku,”teriak Richard sang pemuda bertopeng dan berjubah hijau tua. Richard terdiam disitu.
Teriakkan itu tak membuat langkah monica terhenti. Ia terus berlari, perasaannya berkecamuk. Ia perlu waktu untuk berpikir. “ada apa monica?”kata emma setelah melihat monica yang kusut dan matanya merah seperti baru selesai menangis. “aku ingin pulang” kata monica “tapi bukankah kamu harus bertemu pangeran bertopengmu itu,”emma “aku hanya ingin pulang. Tidak ada pangeran bertopeng, dia itu pembohong,”kata monica seraya memeluk emma.
Anthony yang masih asyk berdansa dengan Miranda terpaksa mengakhirinya karena melihat gelagat aneh monica. “senang bertemu denganmu, aku harap kita akan bertemu lagi,”kata Anthony kepada Miranda “dimanakah kita bisa bertemu?” “setiap akhir pekan aku membawa anggur ke pasar,”Anthony “aku juga ingin bertemu kamu lagi,”Miranda
Anthony pun mendekati emma dan monica yang telah bersedih. “ada apa emma?” “tidak apa-apa, monica hanya ingin pergi dari sini,” “kalau begitu kita bergabung di pesta rakyat saja diluar istana,”kata Anthony. Mereka (Anthony, marthin, emma dan monica) pun ke luar dari istana. Hanya marthin saja yang berpamitan kepada raja.
Richard hanya bisa menyaksikan kepergian monica dengan rasa bersalahnya. Biarpun tak menyangka sisi lain hidupnya sebagai manusia biasa ternyata membuat kebohongan bagi orang lain dan bohong itu menyakitkan. Monica hanya duduk termenung di tengah-tengah pesta musim panen versi rakyat jelata. Rugby pun mendekatinya lalu monica menceritakan apa yang baru saja terjadi.
“sudahlah monica, memang menyakitkan kalau kita dibohongi. Tapi cobalah kamu maafkan dia, mungkin ia punya maksud lain yang baik,” kata rugby. “aku benar-benar tidak menyangka, ia mempermainkan perasaanku. Kenapa tak ia katakana dari dulu?”keluh monica “karena sebagai Richard ia tak bisa jujur padamu. Ia terlanjur akrab denganmu sebagai kakak.
Lagipula, ada hal lain yang harus ia sembunyikan,” bisik Emma mencoba menghibur Monica. 
“Jadi kalian sebenarnya mengetahui hal ini?”
“Hanya aku, Marthin dan Victoria. 

"Ada rahasia yang tak bisa ku katakana disini,” jawab Emma.
Monica binggung, ia menghapus beberapa tetes airmata yang sesekali jatuh di pipinya. Saat hari semakin larut pesta tetap ramai, tapi monica ingin sekali pulang karena ia sangat lelah. Dalam perjalanan pulang, monica hanya diam dan melamun. Emma pun tak berani mengajaknya bicara.

Marthin yang mengendarai kereta kuda tampak begitu bersemangat sehingga merekapun segera tiba di kastil Victoria. Sedangkan Anthony tidak pulang bersama mereka. Tugas Anthony sudah selesai dan iapun pulang dengan keluarga manstill lainya. Victoria telah menyambut mereka di depan pintu masuk dengan tersenyum.
Saat turun dari kereta kuda, monica hanya tersenyum kepada Victoria lalu berlari ke kamarnya. Ia menangis sejadi-jadinya. Ada rasa sesal sedih namun cinta yang dalam berkecamuk dalam jiwanya. 

"Kenapa aku harus jatuh cinta padanya,” kata Monica, yang ternyata terdengar oleh Victoria yang sudah mendengar cerita Emma saat di pesta istana.
“Cinta itu tidak bisa kita tolak,” ujar Victoria dari depan pintu monica yang belum sempat dikuncinya. “Bolehkah aku masuk? Monica hanya diam, pandangannya tetap kearah jendela. “Aku ingin mati saja,” 
“Sstt…kamu tak boleh bicara begitu” kata Victoria seraya duduk disamping monica yang sedang duduk dikasurnya.
“Aku tak tahu hidup di dunia apa, aku hanya orang asing, lalu sekarang aku dipermainkan orang-orang disekitarku. Aku sudah tak ingin hidup lagi! “ujar monica. 
“Apakah menurutmu itu jalan keluarnya?” Victoria. 
“Kenapa kalian yang sudah tahu siapa pemuda bertopeng yang berkali-kali menonlongku tidak memberitahu hal yang sebenarnya?

“Richard seorang putra mahkota. Namun, ia tahu rakyatnya masih kocar kacir. Kamu liaht sendiri beberapa tindak kejahatan yang terjadi di pasar. Terjadi juga di hutan dan sejumlah pemukiman penduduk di meares kingdom, makanya ia barbaur dengan rakyatnya dengan bertopeng. Ia ingin merasakan langsung bagaimana hidup menjadi rakyat jelata. Ia sungguh pemuda yang pemberani dan kesatria" kata Victoria. Monica terdiam.
 
“Aku harap kamu mengerti posisi Richard sebenarnya!” ujar Victoria sambil keluar dari kamar monica. Monica hanya terus menangis malam itu ia tidak bisa tertidur. Perasaanya berkecamuk, ada rasa benci dan rindu yang merasuki kalbunya. Demikian halnya dengan Richard yang hanya bisa terenyuh dengan perasaanya dan mengunci diri dikamarnya.

“Oh Tuhanku, Engkau tahu betapa aku mencintainya. Semoga aku masih bisa berjumpa denganya lagi," ungkap Richard yang juga tengah sibuk memikirkan strategi perang menyerang Newmont kingdom. Suatu ambisi terbesar ayahnya. Misi yang membuat Richard sulit untuk membedakan kebaikan dan kejahatan.
 
“Aku tidak mau dengan pedang. Tetapi, mengapa harus begini? Ah, biarlah ambisi jauh dari padaku dan datanglah pikiran bijak, harapnya. Angin bada berlalu malam itu menemani monica yang terjaga. Ia mulai merasa sendiri, kedinginan, binggung dan ingin kembali ke negerinya. Tapi bagaimana caranya?"
 
“Richard? Richard? Mengapa aku terus memikirkan dia?" keluh Monica tak bisa memungkiri perasaannya. Iapun mulai menimbang untung dan ruginya, mencintai pangeran bertopeng yang ternyata adalah Richard.

*bersambung

Sabtu, 05 Juli 2014

BAB IV : Cinta Pangeran Richard


MONICA bangun agak kesiangan. Penghuni kastil lainnya sudah selesai sarapan. 

Richard pun sudah menghilang. Richard kembali ke istana tanpa pamit pada Monica. Ia harus segera kembali untuk membawa obat yang berasal dari rumah kaca dan telah di racik Marthin Sang tabib. 

Saat tiba di istana, Richard segera menemui ibunya yang tergeletak lemah. Wanita paroh bayah itu batuk-batuk di dalam kamarnya. 

“Tinggalkan kami berdua.“ 

Perintah Queen Anastasia kepada pelayan-pelayan yang menjaga kamarnya. Ia berusaha duduk. Ia melihat ada yang berbeda di paras muka putra sulungnya ini. Wajah Richard memang tanpa senyum.  

“Ada apa putraku.. Ceritakanlah,” ungkap Anastasia seraya menunjuk obat ramuan itu dan Richard mengambilkan untuknya.
Richard hanya diam. “Tidak ada apa-apa.” 
“Aku ibumu. Aku sangat mengenalmu.”
Richard tersenyum. “Aku mendapat perjalanan seru saat bertemu Bibi Victoria.” 
 
“Apa?” Anastasia penasaran dan tersenyum.

“Aku bertemu gadis yang aku idam-idamkan” 

“Oh Apa kamu menyukainya?"

Richard tersenyum malu-malu. Pipinya memerah. 
“Dia kepribadiannya sangat berbeda ibunda cantik.” 

“Maksudmu si Beatrix kan?” 

“Bukan ibunda. Bukan Beatrix. Gadis lain. Gadis biasa yang lugu, baik dan unik.”
Dahi Anastasia berkerut tapi ia tersenyum tipis. 
Ia teringat akan rencana suaminya King Jeremiah dan Walikota Meares untuk menjodohkan Richard dan Beatrix anak-anak mereka.

“Jangan sampai ayahmu mengetahui hal ini,” ujar Anastasia.

“Apa maksud ibu?” 
“Sehari setelah kamu beranjak ke rumah bibimu, ayahmu bertemu Frangklin (walikota dan penasihat raja). 

Tadinya mereka hanya membicarakan tentang status keamanan wilayah kita yang masih bersih tegang dengan Newmont Kingdom.”

“Lalu apa hubungannya dengan aku yang mengagumi seorang gadis baik-baik?” 

“Dalam perbincangan mereka. Ayahmu meminta anaknya Franklin untuk mengizinkan anaknya Beatrix agar bisa.” 

“Aku dijodohkan dengan Beatrix? Tega sekali ayah lakukan itu tampa menanyakan perasaan aku?

Anastasia terdiam. 

“Tenang anakku. Masih ada solusi...” 

“Aku kecewa dengan sikap bunda dan ayah. Aku tidak mencintai Beatrix. Kami tumbuh bersama, aku sudah menganggapnya seperti adik sendiri, mana mungkin aku menikahinya ibu?“ 
Queen Anastasia hanya terdiam, melihat reaksi anak sulungnya ini. Pembicaraan merekapun terpotong saat Miranda adik perempuan Richard datang ke kamar ibunya itu.

“Kakak…akhirnya kamu pulang. Beatrix mencarimu," goda Miranda yang agak lugu itu.

Tak sadar, ucapan Miranda membuat Richard makin geram. Dia mencoba mengendalikan emosinya. 
"Miranda…kakak ingin kamu tidak mencampuri urusan pribadi kakakmu ini," kata Richard seraya mencubit pipi adiknya yang masih baru 15 tahun itu.

“Aduh kakak seperti papa saja…Jangan campuri hal ini. Ini urusan orang dewasa,” Mereka bertiga tiba-tiba tertawa bersama. 
***
Richard kini berada di kamarnya yang megah terletak di sisi yang menghadap hamparan pasir putih di Pantai Peninsula. Ia terus teringat wajah dan kepolosan Monica.
Padahal belum sehari ia meninggalkan Kastil Victoria. “Aku tak mungkin menunggu sebulan lagi agar bisa ke Peninsula,” suara hatinya.

Sementara itu, Monica yang tengah berada di kamarnya (Kastil Victoria) pun sedang melamunkan pangeran bertopeng yang telah menolongnya. 

“Siapa namanya?”

Monica tak bisa melupakan tatapan dan genggamannya. Tiba-tiba teringat juga ciuman Richard dan membuatnya sebel sendiri.
***
Keesokkan harinya, Richard dipanggil ayahnya menghadap di ruang kebesarannya yaitu ruang utama kerajaan itu. Di sana sudah terdapat para penasihat raja, menteri-menteri dan beberapa walikota di Meares.
“Richard, kamu adalah pimpinan pasukan khusus yang paruritnya sangat terlatih karena orang-orang terpilih. Karena itu kamu mendapat kamu mendapat kehormatan untuk bersama-sama Jendral Gaktin, pimpinan pasukan istana untuk menyerang Newmont kingdom. Kita rebut tanah mereka karena mereka dulunya ingin merebut wilayah kita! Mereka sedang kekurangan bahan makanan karena gagal panen, itu saatnya kita menyerang mereka,” koar King Jeremiah yang disambut sorak semua yang hadir di ruangan itu. 
Ternyata persiapan sudah matang hanya Richard saja yang baru mengetahui bahwa peperangan ternyata akan segera terjadi.

Richard yang saat itu sedang menunduk di depan ayah sekaligus rajanya ini hanya bisa tersenyum dan menerima perintah itu. Walaupun, ada rasa damai dihatinya yang mengatakan tidak perlu dengan berperang karena perang hanya akan membuat banyak korban jiwa.
Usai pertemuan penting itu, Richard dipanggil ayahnya untuk berbicara secara pribadi di ruang kerja papanya yang gemar melukis ini.

“Apakah ayah benar-benar ingin mengusai Newmont Kingdom?

Itulah kalimat pertama yang terlontar dari bibir Richard.

“Sebelum mereka pulih lalu menyerang kita, makanya keputusan ini ada,” ujar King Jeremiah seraya terus menggoreskan tinta hitam di kanvasnya.

“Apakah keuntungannya bagi kita?”
"Kamu jangan bodoh anakku. Ketika negeri ini bisa bersatu ditangan satu pemimpin, tentunya kamu yang akan merasakan kekuatan besar itu tergabung pun tidak akan sulit untuk menciptakan kehidupan yang damai sejahtera dan tak ada lagi peperangan seperti ini.  Biarlah Euroworld sakit saat ini demi eksisnya masa-masa yang akan datang," ungkap King Jeremiah sembari mencuci tangannya dari sebuah wadah perak di dekat situ.

“Richard, ini semua ayah lakukan untukmu. Aku harap kamu mengerti… Oh iya, ayah mencium ada bau-bau penghianat di istana ini. Ayah sangat percaya padamu jadi, selidikilah hal itu,” kata King Jeremiah lalu meninggalkan lukisannya, menuju kamar mandinya dan mulai berendam di situ.
Richard tidak konsentrasi. Tadinya ia ingin menyampaikan padanya soal perjodohan dirinya dengan Beatrix tapi tak ada kesempatan. Entah kenapa ayahnya saat ini ingin merebut Newmont kingdom. 
Malam itu, istana Meares Kingdom melakukan acara makan malam resmi bagi kalangan pimpinan, di kerajaan itu. Raja pun mengumumkan sebelum penyerangan, Meares Kingdom akan mengadakan upacara musin panen yang rutin setiap tahunnya pada 3 hari yang akan datang. 
“Besoknya, kita langsung menyerang. Kamu jangan dulu bocorkan hal ini, karena hanya ayah, Jendral Gaktin dan kau yang tahu hal ini. Tapi aku akan umumkan bahwa penyerangan sudah di depan mata namun bukan menyebutkan harinya agar tidak sampai ke telinga musuh,” bisik King Jeremiah kepada Richard yang duduk tepat disamping kanannya pada waktu makan malam itu.
Dalam acara makan malam yang juga dihadiri Keluarga Franklin penasihat utama raja, Beatrix terus menatap dan senyum ke arah Richard. Tatapan itu tak mau ditanggapi Richard. Apalagi ia tengah terfokus pada persiapan penyerangan.

“Oh iya ayah, aku ingin memberitahukan sesuatu," bisik Richard
“Katakan saja.”
“Soal Beatrix.”
“Apakah kamu keberatan dengan perjodohan ini?” tebak King Jeremiah yang dikenal jago strategi perang itu. 
“Iya benar ayah,“
“Alasanmu apa?”
“Aku…aku…ingin fokus pada peperangan untuk mengalahkan Newmont dan membuat ayah senang.“

“Hem m m.. Untunglah tak ku umumkan di sini tentang rencana pertunangan kalian,“
“Tunangan? Secepat ini? Tidak ayah! Aku mohon ayah jangan bicarakan soal tunangan atau perkawinan sampai rencana kita tercapai,“ pinta Richard seraya menuju kamarnya meninggalkan makan malam itu.

“Hem m m…patut aku pertimbangkan,” ucap King Richard dalam hatinya.

Pembicaraan tentang pertunangan ini ternyata sempat dikutip Lorry pelayan setia Beatrix yang lewat ketika sedang melayani putrinya ini, segera Lorry membisikkan hal itu kepada Beatrix. 
"Saya dengar Pangeran Richard ingin selesaikan tugasnya dulu baru membicarakan pernikahan kalian," bisik Lorry.

"Tidak masalah, yang pasti Richard harus aku dapatkan."
Beatrix memberanikan diri datang menemui (menerobos) masuk ke kamar Richard. 

Penjagaan waktu itu tidak ketat karena terfokus pada dinner dan Beatrix cukup dikenal di keluarga kerajaan sehingga para pengawal enggan menghalaunya. 

“Hai…calon tunanganku dan juga calon suamiku apakah kabarmu?" Beatrix menyapa Richard. Dengan balutan gaun merah marun itu ia berharap bisa membuat lamunan Richard tentang Monica, terputus. 
Richard pun tersenyum dan terus berdiri menghadap keluar dari jendela kamarnya. Beatrix memajukan langkah kakinya lalu tiba-tiba memeluk tubuh kekar Richard.
Richard kaget dan dengan sopan meminta Beatrix melepaskan rangkulannya. 
“Aku kan calon isterimu…Kenapa tidak?"
“Lepaskan Beatrix, tidak baik kamu berlaku seperti ini.”
Beatrix melepaskan pelukannya lalu duduk di kursi yang ada depan kasur. Ia tetap tersenyum karena belum mengetahui bahwa Richard sebenarnya telah jatuh cinta kepada gadis lain.
“Richard…Maukah kau menemaniku ke kota besok?” ajak Beatrix.

Richard  berpikir cukup lama.

“Boleh saja asalkan sekarang sebaiknya kamu pulang karena aku butuh istirahat.” “(tersenyum senang) Baiklah…Sampai ketemu besok pangeranku…(mencoba memeluk Richard tapi Richard menolak)”

Beatrix segera meninggalkan kamar Richard bersama Lorry pelayan setianya yang menunggu dan ‘nguping’ di depan pintu. 
Richard menyesali telah mengiyakan permintaan Beatrix. Ia terpaksa menyusun strategi.

***

Keesokkan harinya, matahari bersinar sangat terik. Namun, aktivitas di pasar dan kawasan pertokoan di Meares City tetap ramai pengunjung. Hal ini disebabkan akan perayaan ‘pesta’ musim panen yang merupakan acara tahunan paling ramai di kerajaan ini.

Alasan ini pula yang membuat Beatrix berencana membeli gaun-gaun terbaik yang ada di kota. Setiap kali Beatrix dan dayang-dayangnya masuk ke toko pakaian, para pengunjung yang lain langsung diusir pengawal tentaranya.

Sikap arogannya membuat para pemilik toko pakaian sangat tertekan dan selalu dirong-rong ketakutan. Walaupun di dalam hati mereka ada penilaian buruk tentang sikap anak walikota sekaligus anak penasehat utama Raja Meares itu. 
Sudah berbagai toko Beatrix kunjungi. Setiap toko ia mengambil beberapa gaun. Suatu ketika saat sedang memilih baju di toko ‘Motto Fashion’, Beatrix tampak menyukai berbagai model baju disini.
Iapun langsung mencobanya dan jika cocok tentu akan dibelinya. Di toko itu, tiba-tiba Richard yang sedang menemani Beatrix membuang pandangan ke jendela dan melihat dua orang gadis cantik melintas sambil mengendarai kudanya masing-masing.

Ternyata itu Monica dan Rugby. Tanpa berpikir panjang Richard langsung berkata kepada Beatrix. “Aku ingin mencari udara segar di luar toko.”

“Baiklah Sayang,” jawab Beatrix yang lebih terfokus pada gaun-gaun yang akan dibelinya. 
Saat melangkah ke luar toko, tidak ada bayangan Monicapun yang tersisa. “Tak mungkin aku salah, Itu pasti Monica. Mungkin Ia sedang jalan-jalan ke sini,” kata hati Richard seraya menyusuri jalan di sekitar situ.
 ***
Monica dan Rugby baru saja memarkir kudanya di kawasan Pasar Tradisional dekat pertokoan di ibukota Kerajaan Meares itu. Mereka berjalan-jalan di situ untuk melihat suasana pasar menjelang upacara perayaan musim panen. 
“Wah buah di sini segar-segar. Coba lihat apel itu,” kata Monica seraya menunjuk kearah tumpukkan apel milik seorang kakek berambut putih yang berada kira-kira 5 meter dari pandangan mereka.
Belum terlepas pandangan terhadap Kakek Tua dan apel jualannya ini, tiba-tiba tumpukkan apel di situ terjatuh. Kontan, Monica tergerak hati untuk menolong seorang kakek itu. Tanpa berbicara panjang ia langsung membantu kakek bertubuh kerdil dan berambut putih panjang ini, dan memunggut apel yang jatuh.
Saat itu, Sang Kakek Rambut Putih terus menatap heran kepada Monica. Seperti ada sesuatu yang menarik perhatiannya. 
“Kamu bukan berasal dari Euro World?” kata kakek ini.

Monica terdiam.

“Jangan takut aku hanya seorang pedagang kecil yang sekali-kali mencoba menjadi peramal nasib orang lain,” lanjut sang kakek ramah.

“Benarkah kau bisa meramal?” tanya Monica dengan nada keraguan seperti gaya bicara di dunianya yang modern.
“Mungkin…” kata kakek seraya merapikan tumpukkan apel yang dijualnya.
“Kalau begitu kakek tahu siapa namaku?
“Monica kan?”
“Iya benar, hebat juga,” bisik Monica pada dirinya.
“Aku tidak meramalnya, Aku tahu namamu dari membaca garis bibir temanmu yang sedang memanggilmu dan menuju kesini,” ucapnya tertawa.

Rugby menarik lengan Monica. Tanpa pamit Monica pun tak lagi melanjutkan pembicaraannya dengan Sang Kakek.

“Namanya Kakek Gultom. Dia seorang yang bisa melihat nasih orang lain. Dia dulu bekerja di istana sebagai penerawang raja. Namun, kata orang-orang sekitar sini 17 tahun lalu ia pernah meramalkan bahwa Kerajaan Meares akan kehilangan putra mahkotanya. Raja marah besar karena ramalannya dianggap terlalu mengada-ada dan melemparnya menjadi penjual hasil apel dari kebun di selatan kerajaan,” jelas Rugby.
“Ayo kita jalan-jalan lagi,“ lanjut Rugby. 
Monica sejenak terdiam, lalu pergi meninggalkan kakek dan lapaknya di situ. Lalu, Rugby dan Monica pergi melihat Pasar Bunga tak jauh dari situ. Betapa mengagumkan bagi Monica melihat berbagai macam warna dan jenis bunga di situ. Tak ada di dunianya. Euro World memang indah dengan ribuan bahkan miliaran jenis bunga berikut warna-warninya.
Saat melihat bunga mawar, tiba-tiba Monica teringat pada pangeran Richard saat menghisap racun di jarinya yang tertusuk duri Mawar, sewaktu mencari obat di Lembah Patah Hati dekat kebun anggur.
“Tidak mungkin aku merindukan dia!“ ujar Monica sambil melancarkan beberapa kali pukulan kecil di kepalanya. 
Rugby tersenyum-senyum melihat tingkah aneh Monica.

“Apa kamu teringat pacarmu? Siapa namanya? Dia sering membawakanmu bunga yah?” tanya Rugby.
“Pacar apaan? Aku belum punya pacar.”
“Terus tadi melamunkan siapa?”
“Rugby di duniaku seorang cewek bisa punya banyak pacar. Tapi aku tak mau begitu. Aku ingin mendapatkan kekasih yang benar-benar mencintaiku dan akupun mencintainya,” katanya.
“Bagaimana dengan pria bertopeng yang kamu ceritakan itu?” 
Monica tersipu malu. 

Mereka berdua pun kejar-kejaran di gang pasar itu. Hingga tanpa sengaja Rugby menabrak sekelompok geng pemuda di pasar itu. Keempat pemuda bernama Micky, Sam, Barryk dan Robby bukan keturunan bangsawan mereka berandalan yang senang membuat sensasi di kota itu.

Micky menangkap Rugby dengan wajah marah. “Maaf aku tak sengaja,” kata Rugby
“Oh cantik, tidak apa-apa asalkan kamu meminta maaf dengan cara yang lain?” kata seorang dari kelompok pemuda itu
“Apa maksudmu?” Monica.
“Oh, ada 2 gadis cantik.cukup untuk melayani kita berempat,“ kata Micky lalu tertawa ganas bersama teman-temannya.
 “Enak saja, emang gue PSK, “ celetuk Monica seraya menyerang Micky dan membuat genggamanya terhadap Monica terlepas.

Merekapun berlari kearah belakang pasar. Sayangnya, Monica tak tahu di lokasi itu tidak ada tempat persembunyian karena hanya berupa tanah lapang yang gosong, 500 meter persegi luasnya. Mereka terjebak, sedangkan Micky dan teman-temanya yang mengejar mereka tepat berada di belakang mereka. Monica dan Rugby terkepung. Tak ada yang mau menolong karena memang tak ada satupun orang di tempat itu.

Bunyi teriakkan kuda tiba-tiba terdengar dari arah pasar. Kuda itu ditunggang seseorang yang sedang melaju kearah mereka.

Siapakah dia? Apakah dia pimpinan komplotan ini? Anehnya, saat melihat pria berjubah ini, Micky dan 3 kawannya tanpa berkata apa-apa langsung berlari pergi.

“Oh Tuhan, inilah pria bertopeng yang pernah menolongmu Monica,“ kata Rugby seraya bernafas lega karena terlepas dari ancaman. Monica terus menatapnya.

Sementara, pria bertopeng ini pun tak turun dari kudanya yang gagah itu. Pria berjubah hijau tua ini pun bermaksud pergi, karena Monica dan Rugby pun sudah tidak memerlukan pertolongan.
“Tunggu!!!” teriak Monica kepada pria misterius ini, lalu berlari dan berdiri disebelahnya “Apakah kita akan bertemu lagi?” tanya Monica.
Tanpa sepatah kata, pria ini hanya tersenyum di balik topengnya. Matanya yang indah terus menatap Monica. Namun, tanpa menjawab Monica, dia segera melaju pergi dengan kudanya menuju hutan.
“Ayo Monica, kita kembali ke pasar lalu pulang,” ajak Rugby.
Sebelum menggambil kuda mereka dan menuju pulang, Monica melihat sebuah gaun berwarna hijau tua biludru yang bermata batu-batu permata di pajang sebuah etalase toko.
“Harga gaun itu sangat mahal,“ kata Rugby dengan raut wajah tanpa senyuman.
Monica tetap tak mau menarik tatapan matanya dari gaun itu. 
“Aku suka warnanya, tentu akan serasi bila aku jalan bersama pangeran bertopengku,” bisik Monica dalam hatinya.
Betapa senangnya Monica, saat melihat ada sepucuk pesan di kertas yang terbuat dari daun yang ternyata diberikan pria bertopeng kepadanya. Kertas itu ditaruh di antara tali pelana the white horse.

“Aku akan menemuimu lagi di pohon tua besok siang.“ Itulah isi surat singkat yang membuat Monica sangat kegirangan. Rugby ikut senang namun ia masih shok dengan kejadian tadi. Apalagi meereka ke kota tampa sepengetahuan orang tuanya, Anthony maupun Victoria. Karena mereka pamitan untuk pergi jalan-jalan ke sungai dekat kebun anggur.

Mereka berdua menuju pulang. 

Sementara itu, ada seorang pria yang sedang memperhatikan gerak-gerik mereka dengan tersenyum. Dialah pangeran Richard yang sedang menemani Beatrix di toko itu. Hampir sore, Monica di antar the white horse, pulang ke kastil Victoria. Saat itu, Victoria, Emma, dan Marthin sedang ceria dan sibuk membuat kue kering.

Mereka kembali ke kastil.

“Bagaimana acara jalan-jalanmu nak,” kata Victoria  yang murah senyum ini.
“Menyenangkan…” ujar Monica, nada datar.
“Kamu kecapean yah?”
“Mungkin…badanku terasa panas,”
“Emma tolong siapkan air mandi Monica,”
“Tidak usah, aku bisa sendiri (sambil duduk disitu).”
“Sebentar lagi dia akan demam,“ Marthin setelah meraba dahi Monica
“Sayang kamu istirahat dulu,“ kata Victoria.
Monica segera melemparkan tubuh di atas kasurnya. Badannya panas tetapi sesekali ia merasa kedinginan.

“Aku tak boleh sakit, aku harus ketemu dia (pangeran bertopeng),” kata hati Monica.

Saat tertidur malam harinya, monica bermimpi ia tengah terapung-apung di pinggir pantai. Tiba-tiba pangeran bertopeng datang menolongnya.  Setelah tubuhnya berada aman dipesisir pantai, pria bertopeng itu tak sengaja terlepas topeng di wajahnya. Samar-samar tampak wajah asli pria ini. Monica terjaga dan memang sudah siang.

“Monmon yang cantik, ayo bangun.” Suara ini terus mengusiknya.
  
“Ya ampun pangeran aneh. Kamu membuat mimpi indahku buyar,” ucap Monica kepada pangeran Richard yang membangunkanya itu dengan wajah sedih.

“Kamu sakit yah?“ kata Richard karena melihat wajahnya pucat dan suaranya lemah.

“Cuma kecapean,” Monica. 
“Kamu, kenapa sudah ada di kastil ini lagi? Bukannya jadwal kunjunganmu sebulan sekali?”
“Aku membawa undangan khusus dari raja untuk bibi Victoria aga kiranya hadir pada perayaan pesta musin panen. Soalnya kebun anggur bibi adalah yang terbaik hasil panennya,” jelasnya. 
“Benarkah?”
“Lagipula aku kangen kamu,” bisik Richard dalam hatinya seraya menatap wajah polos Monica itu. Monica memang  belum cuci muka waktu itu.

“Apakah aku juga boleh ke pesta itu?”

“Tentu saja!”

“Tapi, aku mau tinggal di kastil saja. aku tak mau bertemu bangsawan-bangsawan negeri ini yang menyebalkan,” ungkap monica. Wajah Richard sedih mendengar Monica enggan untuk hadir di pesta itu.

“Monica…aku ingin mangatakan sesuatu, tapi…”

“Richard…pengawal-pengawalmu sudah menunggu,” ungkap Victoria yang tiba-tiba sudah berada dibalik pintu. 

“Iya bibi, aku ingin pamitan pada monmon dulu,” jawabnya lalu berdiri seraya bermaksud pergi.

“Monica, aku pulang yah,” kata Richard tampa sempat mengutarakan maksudnya. Monica ternyata tidak menyimak hal itu karena ia tertidur lagi. Richard hanya bisa menatap sedih kearah kastil lalu pergi kembali ke istana bersama sejumlah pasukan yang mengawalnya. 
***
Siang itu, Monica yang dalam keadaan kurang sehat memaksakan dirinya bangun dari tempat tidur dan menuju tempat the white horse. Ia telah menceritakan kepada Victoria kemana ia akan pergi dan siapa yang akan ditemuinya. 

“Semoga, kau menemukan cinta sejatimu anak-anakku,” ucap Victoria seraya menatap Monica yang melaju dengan the white horse menuju pohon tua dekat jalan menuju Kota Meares.

Monica tiba di pohon tua itu. Disana sudah menunggu pria bertopeng dengan kostum cirri khasnya. Monica tak lagi memikirkan apa yang ada dibalik topeng itu. Setelah dua kali diselamatkan nyawanya, Monica menganggap pria ini adalah dewa penolongnya yang dikirimkan Tuhan.

Tidak ada yang namanya kebetulan semua adalah anugerah. Prinsip inilah yang membuat monica jatuh cinta pada pria ini. Pria ini sedang menatap ke sungai, Monica yang baru tiba duduk di bawah pohon besar itu. Ia kelelahan, tubuhnya masih lemah, matanya pun seperti berkunang-kunang.

“Aku sedang tak sehat. Maaf, aku datang terlambat,” kata Monica. Pria ini pun segera duduk disamping Monica. Melihat Monica tampak lemah, pria ini mengambil pundak monica lalu membaringkan punda gadis berambut panjang itu ke pahanya yang kekar. Lalu, membelai rambut hitam monica dan meraba dahinya yang sangat panas.

“Aku…” kata pria ini yang tiba-tiba dipotong.  

“Sstt...Kamu tak perlu membertitahu namamu, asalmu atau apapun. Nanti aja, aku merasa damai bersamamu dan ingin selalu bersamamu," ujar Monica sambil memegang bibir pria ini dengan jemarinya yang lembut itu. 

Ia menutup matanya dan menikmati angin sepoi-sepoi serta bunyi gemerincik air di sungai itu.

Pria itu mengambil pil dari dalam kantong pakaiannya. Ia menyuapkan pada Monica. Merasa pria itu adalah dewa penolongnya. Monica menelan pil itu, Monica tertidur di atas pangkuan pria misterius ini. saat terbangun…Monica super kaget karena ia tak lagi bersama pria misterius itu. Ia sudah berada dikamarnya, di kastil Victoria. 

“Dimana dia (pangeran bertopeng)?“

Tanya monica kepada Victoria dan Emma yang sedang ada di kamarnya. 
“Kamu tertidur lelap seperti mati suri. Ia membawamu dengan kereta kuda ke sini, makanya kamu tidak terbangun,” kata Victoria.

“Apakah kamu bertemu dan melihatnya?”

“Tentu saja,” kata Victoria dan Emma lalu tertawa.

“Dia sangat tampan. Seandainya aku masih muda, tentu aku akan mengejar-ngejarnya,”goda emma membuat Victoria dan Monicapun tertawa.

Monica pun mencoba duduk di kasurnya. “Badanku rasanya sehat kembali,“ kata Monica.

Ia pun teringat pada pil yang diberikan pria itu. Ia segera berlari menuju jendela mencoba melihat kalau-kalau pujaan hatinya masih ada disitu.

“Dia sudah pergi dari siang tadi. Dia memberikan kamu hadiah,” kata Victoria sambil menunjuk pada sebuah kotak berwarna keemasan yang terdapat di meja kamar itu.

Betapa terkejut dan senangnya Monica melihat Gaun Hijau Tua Biludru yang diliriknya di kota, kini berada di kamarnya dan tentu saja menjadi miliknya.

“Dia memintamu menghadiri pesta musim panen besok. Katanya, ia akan membuka topengnya untukmu,” ujar Emma yang membuat Monica berteriak kegirangan sambil memeluk Emma.

Victoria hanya tersenyum melihat tingkah mereka kemudian dia keluar dari kamar itu untuk mempersiapkan dirinya menghadapi dunia luar yang kini jarang dilakukannya. 

***