Monica berusaha bergerak. Tapi tak bisa!
Entah apa yang diucapkan Putri Beatrix kepada
pengawal-pengawalnya. Monica tak bisa mendengarnya. Ia hanya berpikir bagaimana
melarikan diri.
Saat kedua pengawal itu berusaha menyergapnya, Monica mendaratkan
pukulan di bagian kepala mereka.
“Brak…” keduanya bersamaan jatuh ke tanah. Monica berhasil
mempraktekkan jurus karate yang dipelajarinya saat masih tinggal di bumi.
Pertarungan pun tercipta dan membuat semua mata yang ada di ibukota
Euro World itu menyaksikannya. Euro World dunia lain yang penuh pertikaian dan perang
saudara.
Anak buah Beatrix terus bertambah. Dari dua orang menjadi
belasan. Jelas pengawalnya banyak karena ayahnya penasihat Raja di negeri itu.
Monica kewalahan. Ia pun terpojok sampai ke tempat parkir
kuda. Disana ada The White Horse yang telah
berhasil melumpuhkan dua pengawal yang mengejar Monica.
“Tuhan tolonglah aku...” ucap Monica. Selusin pasukan datang
lagi untuk menangkapnya.
“Srett..” Monica berhasil merebut sebilah pedang dari
pengawal yang berhasil dijatuhkan The White Horse. The White Horse dalam
keadaan terikat dan Ia pun tak bisa membantu anak angkat Ratu Victoria yang
merupakan adik Raja itu.
“Untunglah aku ikut kelas anggar di sekolah,” bisik Monica.
Pertarungan pun terjadi.
Monica terus memberikan perlawanan. Bunyi pedang saling
bergesekan terus membahana. Setelah berhasil menjatuhkan beberapa pengawal, Monica
kelelahan. Tak ada orang lain yang membantunya. Rugby dan Anthony belum juga
datang.
Sebuah mata pedang hampir saja menyayat leher seorang
pengawal. Monica tak tega. “Aku tak mau membunuh!”
Dalam kegalauan itu, dua pengawal lainnya berhasil melumpuhkan
Monica. Monica tak berdaya. Ia kalah.
Tiba-tiba…
“Sring!” Bunyi pedang saling memukul.
Seorang pria berjubah hijau tua menghantam pedang yang
sedang dihujumkan dekat leher Monica. Ia baru saja melompat dari atap toko dan
langsung menyerang pengawal yang menahan Monica.
Pria misterius ini meloncat bagaikan Kangguru. Pun secepat
kilat. Monica yang tadinya ada di genggaman para pengawal Beatrix kini terselamatkan.
“Sssuit…”
Siulan itu membuat puluhan kuda yang terparkir disitu
berteriak termasuk The White Horse. Bahkan The White Horse berhasil melepaskan
ikatan dari pelananya dan mendekat kearah pria misterius yang sudah
menyelamatkan tuannya.
Secepat kilat, pria ini sudah berada di atas The White Horse.
Monica duduk dibelakangnya. Monica hanya terdiam, menyadari siapapun pria ini,
dia sudah menyelamatkan nyawanya.
Puluhan pengawal Beatrix mencoba menyerang tapi The White
Horse secepat kilat keluar dari lokasi itu. Melalui gang-gang sempit seperti
sebuah jalan rahasia.
Sekitar 1 kilometer dari kota mereka berhenti. Tidak ada
satu orangpun yang mengejar mereka.
Mereka turun dari punggung The White Horse. Berhenti di tepi sungai
kecil di situ.
The White Horse bergegas minum. Monica pun ikut mengambil
air lalu membilas wajahnya.
Pria misterius ini tidak mengeluarkan sepatah katapun.
“Kamu siapa? Kenapa menolong aku?”
Pria bertopeng ini memalingkan wajahnya. Ia terus berdiri di
tepi sungai seraya menatap aliran air jernih di situ.
“Apa kamu bisu?” ucap Monica.
“Kamu tidak akan memperkosa aku kan?”
Saat mendengar pertanyaan itu, pria bertubuh tinggi ini memalingkan
wajahnya. Ia sepertinya sedang tertawa.
Saat Monica membalikkan badannya, Ia terperajat. Pria yang
tadinya duduk bersandar di pohon rindang itu lenyap. Hanya ada The White Horse
yang asyik minum dari sungai itu.
Cat:
Ini penggalan cerita BAB III (dari tulisan total VIII bab yg sudah ku publish di blogku) berjudul Euro World yg masih amburadul krn aku mengunakan jasa pengetikan yang ternyata tak mengerti pengunaan tanda baca... hahaha.. biar ada yg editing sekalian.. Total 496 kata.