Sabtu, 23 Agustus 2014

Pangeran Bertopeng dan The White Horse



Monica berusaha bergerak. Tapi tak bisa!
Entah apa yang diucapkan Putri Beatrix kepada pengawal-pengawalnya. Monica tak bisa mendengarnya. Ia hanya berpikir bagaimana melarikan diri.

Saat kedua pengawal itu berusaha menyergapnya, Monica mendaratkan pukulan  di bagian kepala mereka.

“Brak…” keduanya bersamaan jatuh ke tanah. Monica berhasil mempraktekkan jurus karate yang dipelajarinya saat masih tinggal di bumi.

Pertarungan pun tercipta dan membuat semua mata yang ada di ibukota Euro World itu menyaksikannya. Euro World dunia lain yang penuh pertikaian dan perang saudara.

Anak buah Beatrix terus bertambah. Dari dua orang menjadi belasan. Jelas pengawalnya banyak karena ayahnya penasihat Raja di negeri itu.

Monica kewalahan. Ia pun terpojok sampai ke tempat parkir kuda.  Disana ada The White Horse yang telah berhasil melumpuhkan dua pengawal yang mengejar Monica.

“Tuhan tolonglah aku...” ucap Monica. Selusin pasukan datang lagi untuk menangkapnya.

“Srett..” Monica berhasil merebut sebilah pedang dari pengawal yang berhasil dijatuhkan The White Horse. The White Horse dalam keadaan terikat dan Ia pun tak bisa membantu anak angkat Ratu Victoria yang merupakan adik Raja itu.

“Untunglah aku ikut kelas anggar di sekolah,” bisik Monica.

Pertarungan pun terjadi.

Monica terus memberikan perlawanan. Bunyi pedang saling bergesekan terus membahana. Setelah berhasil menjatuhkan beberapa pengawal, Monica kelelahan. Tak ada orang lain yang membantunya. Rugby dan Anthony belum juga datang.

Sebuah mata pedang hampir saja menyayat leher seorang pengawal. Monica tak tega. “Aku tak mau membunuh!”

Dalam kegalauan itu, dua pengawal lainnya berhasil melumpuhkan Monica. Monica tak berdaya. Ia kalah.

Tiba-tiba… 

“Sring!” Bunyi pedang saling memukul.

Seorang pria berjubah hijau tua menghantam pedang yang sedang dihujumkan dekat leher Monica. Ia baru saja melompat dari atap toko dan langsung menyerang pengawal yang menahan Monica.

Pria misterius ini meloncat bagaikan Kangguru. Pun secepat kilat. Monica yang tadinya ada di genggaman para pengawal Beatrix kini terselamatkan.

“Sssuit…”
Siulan itu membuat puluhan kuda yang terparkir disitu berteriak termasuk The White Horse. Bahkan The White Horse berhasil melepaskan ikatan dari pelananya dan mendekat kearah pria misterius yang sudah menyelamatkan tuannya.

Secepat kilat, pria ini sudah berada di atas The White Horse. Monica duduk dibelakangnya. Monica hanya terdiam, menyadari siapapun pria ini, dia sudah menyelamatkan nyawanya.

Puluhan pengawal Beatrix mencoba menyerang tapi The White Horse secepat kilat keluar dari lokasi itu. Melalui gang-gang sempit seperti sebuah jalan rahasia.

Sekitar 1 kilometer dari kota mereka berhenti. Tidak ada satu orangpun yang mengejar mereka.  Mereka turun dari punggung The White Horse. Berhenti di tepi sungai kecil di situ. 

The White Horse bergegas minum. Monica pun ikut mengambil air lalu membilas wajahnya.

Pria misterius ini tidak mengeluarkan sepatah katapun.

“Kamu siapa? Kenapa menolong aku?”

Pria bertopeng ini memalingkan wajahnya. Ia terus berdiri di tepi sungai seraya menatap aliran air jernih di situ.

“Apa kamu bisu?” ucap Monica.
“Kamu tidak akan memperkosa aku kan?”

Saat mendengar pertanyaan itu, pria bertubuh tinggi ini memalingkan wajahnya. Ia sepertinya sedang tertawa.

Saat Monica membalikkan badannya, Ia terperajat. Pria yang tadinya duduk bersandar di pohon rindang itu lenyap. Hanya ada The White Horse yang asyik minum dari sungai itu. 


Cat:
Ini penggalan cerita BAB III (dari tulisan total VIII bab yg sudah ku publish di blogku) berjudul Euro World yg masih amburadul krn aku mengunakan jasa pengetikan yang ternyata tak mengerti pengunaan tanda baca... hahaha.. biar ada yg editing sekalian.. Total 496 kata.